PERBEDAAN ANTARA TEORI KLASIK DENGAN TEORI KEYNES

1. SUKU BUNGA · Menurut ahli ahli ekonomi klasik, suku bunga ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk melakukan penabungan dan keinginan para pengusaha untuk meminjam dana modal untuk melakukan investasi. · Menurut Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang 2. TINGKAT BUNGA · Menurut ahli ekonomi klasik, tingkat bunga adalah fleksibel hal ini akan menjamin keadaan dimana permintaan tenaga kerja akan sama dengan penawaran tenaga kerja. · Menurut Keynes, tingkat upah tidak fleksibel, karena walaupun banyak pengangguran tingkat upah tidak akan turun dan pengangguran tetap ada. 3. PENDAPATAN NASIONAL · Menurut ahli ekonomi klasik, pendapatan nasional ditentukan oleh kemampuan faktor – faktor produksi dalam suatu Negara menghasilkan barang dan jasa. Semakin besar kemampuan faktor – faktor produksi menghasilkan barang dan jasa , semakin besar pula pendapatan nasional yang diciptakan. · MenurutKeynes,Pendapatan nasional bukan faktor – faktor produksi yang tersedia tetapi oleh pengeluaran agregat. Pengeluaran agregat yang wujud dalam ekonomi selalu kurang dari pendapatan pontensial, dan menyebabkan pengangguran tenaga kerja selalu ada.

TIK Pesantren 2014 di Ponpes Ribath Nurul Hidayah

Di zaman yang serba modern ini tidak dapat kita pungkiri kenyataan-kenyataan yang ada. Teknologi misalnya, akan membawa dampak positif dan negatif dalam kehidupan. Baik itu kehidupan individu, maupun kelompok. Dampak positif dari Teknologi adalah memudahkan yang dianggap sulit, seperti handphone, laptop dan lain sebagainya. Dan dampak negatifnya adalah banyak membawa madarat bagi yang menyalahgunakannya. Dengan kata lain, teklonogi tersebut tidak dapat memberikan manfaat bagi pemakainya. Namun santri, yang dijuluki sebagai kaum sarungan tur kopiahan dan dianggap memiliki harapan besar dalam memimpin negeri ini secara arif dan bijaksana serta diharapkan mampu menjadi seorang pemimpin di masa depan (the future leaders), memiliki pandangan berbeda mengenai apa itu teknologi dan bagaimana memanfaatkan teknologi, karena mindset yang dibangun oleh para kyai-kyai dahulu bahwa teknologi itu tidak ada manfaatnya tapi banyak mudaratnya. Landasan itulah yang mendorong Majelis Al Muwasholah baina al Ulama il Muslimin bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi serta beberapa instansi negeri maupun swasta lain untuk meluruskan pemahaman tersebut. Saatnya santri merubah pola pikirnya dengan memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran serta dakwah, seperti halnya komputer sebagai teknologi pemikat manusia. Dengan komputer kita dapat membuat apapun dan mencari apapun di dunia ini dalam hitungan menit bahkan detik. Dalam rangka menumbuhkan kemampuan santri dalam bidang teknologi itulah, Kamis 27 Februari 2014 Majelis Al Muwasholah baina Al Ulama il Muslimin menggelar Workshop Teknologi Informasi dan komunikasi di Pondok Pesantren Ribath Nurul Hidayah Tegal, Jawa Tengah dengan tema “ Dengan Program 1 Website 1 Pesantren, Kita Tingkatkan Kualitas Dakwah Islamiyah Melalui Media Internet Dalam Rangka Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Berlandaskan Faham Ahli Sunnah Wal Jama’ah, Supaya Tercipta Kerukunan Hidup Berbangsa dan Bernegara Dalam Kerangka NKRI”. Kegiatan tersebut dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan pembacaan Al Qur’an oleh santri setempat dan kegiatan workshop tersebut dibuka tepat pukul 11.00 WIB oleh pengasuh Pondok Pesantren Ribath Nurul Hidayah yaitu Abuya Al Habib Sholeh bin Ali Al Athas. Dari tingkat pemula para santri di beri pelatihan dengan sistem kelas pada setiap harinya. Workshop Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diadakan di tiga titik ini, dimana Tegal menjadi salah satu Kota di Jawa Tengah yang dikunjungi setelah Demak dan Rembang, diikuti oleh perwakilan beberapa Pesantren dan Majelis Ta’lim di lingkungan regional Tegal. Kedepannya diharapkan seluruh Pesantren di Tegal dapat dijangkau dengan kegiatan serupa. Di sela-sela coffea break pada workshop ini juga secara simbolik dikukuhkan sebuah Tim Relawan TIK Indonesia Kementerian Informasi dan Komunikasi Regional Tegal yang akan membantu program pemerintah yaitu pada tahun 2015, 50 % Masyarakat Indonesia sudah melek IT.

Bos KPK dan Kapur Tulis

Bangun tidur langsung ku lihat kalender meja yang ada di samping saya, terlihat tanggal 12 bulan 12 tahun 2012 dan yang membuat saya beranjak bangun bahwa di tanggal tersebuat ada Peringatan Hari Anti Korupsi Se-dunia di Kampus tercinta, yang di hadiri pula oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bapak Abraham Samad. Dengan semangat, saya langsung mandi dan menuju Auditorium Kampus. Acarapun di mulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, setelah beberapa sesi acara di lalui sampailah pada pemaparan materi oleh ”Bos KPK”. Beliau mengawalinya dengan cerita pengalaman tentang sebuah “kapur tulis” yang membuat saya “terpana”. Sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar, Pak Abraham selalu mengambil kapur tulis sekolah untuk dibawa pulang. Beberapa teman temannya juga melakukan hal yang sama. Saat itu guru SD nya tahu apa yang dilakukan muridnya, tetapi ia diam saja. “Pak Guru tak melarang jadi kapur tulis itu saya bawa pulang. Saya dan teman-teman tidak pernah ditegur,” Kata Pak Abraham. Sesampainya dirumah, lanjut beliau, Ibunya bertanya kepadanya mengapa membawa kapur tulis sekolah? “Beliau menjawab, bahwa gurunya tidak melarang membawa pulang kapur tersebut” lanjutnya. Mendengar ucapanSeorang Abraham Samad, Ibunya mengatakan untuk mengembalikan kapur tersebut ke sekolahan karena itu bukan haknya. “Karena ini sama dengan mencuri,” Lanjut Abraham Samad. Beliau menceritakan bahwa semula ia ingin menggunakan kapur tersebut untuk gambar-gambar, namun sang ibu melarangnya. Lalu Ibunya memperingatkan kepada Abraham, agar mengembalikan kapur itu ke sekolahnya. Atas dasar pengalaman itulah yang membuat Seorang Abraham Samad, pendidikan seperti itu meskipun sepele, tetapi membekas dalam dirinya. Agar anak-anak diajarkan, apa yang menjadi haknya dan apa yang bukan. Menurutnya pendidikan seperti ini bisa membangun karakter sang anak dan menanamkan nilai kejujuran sejak dini… “Tanamkan dasar-dasar Kejujuran meskipun sepele untuk anak-anak kita nanti..” karena, BERANI JUJUR, HEBAT!!

Tak Sekadar Pacar Ketinggalan Kereta

KETIKA terjadi pelemparan batu yang menyebabkan sejumlah kereta mengalami kerusakan dan penumpang luka-luka tak hanya PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero saja yang merasa prihatin. Sebagian besar masyarakat juga menyayangkan tindakan tak beradab tersebut. Namun, yang paling merasa bersedih dan kecewa barangkali para penggemar kereta api (KA) atau railfans. Sebab, mencintai KA bagi mereka sudah menjadi panggilan jiwa. Mereka tak mau jadi orang-orang—atau semacam pacar—yang ketinggalan kereta. Boleh di kata rasa suka mereka terhadap si ular besi itu melebihi segalanya. Rasa cinta tersebut tertanam pula di hati Pandu Wijanarko (23). Dia mengaku suka kereta api sejak kecil karena sering diajak oleh sang ayah ke stasiun. Mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis Undip Semarang ini bahkan pernah menyalurkan hobinya dengan berkeliling Pulau Jawa selama seminggu penuh menggunakan KA kelas ekonomi pada 2013 lalu. ‘’Berbekal uang Rp 600.000, saya berpetualang mulai dari Semarang menuju Jakarta naik KA Tawang Jaya kemudian dilanjut ke Bandung memakai KA Serayu Pagi. Dari Bandung perjalanan diteruskan ke Yogyakarta naik KA Pasundan. Selanjutnya dari Kota Pelajar ke Banyuwangi saya menumpang KA Sri Tanjung. Dari kota paling ujung timur Pulau Jawa itu saya lalu meneruskan travelling ke Malang via Bangil naik KA Tawang Alun. Di akhir perjalanan, dari Malang saya pulang ke Semarang naik KA Matarmaja. Perjalanan yang sungguh menantang dan mengasyikkan,’’ ceritanya. Pria tinggi besar ini dalam waktu dekat juga akan mengadakan joyride ke salah satu stasiun tertinggi di Indonesia yakni 818 meter di atas permukaan laut (dpl) yaitu Stasiun Lebak Jero di Bandung, Jabar. Kegilaan serupa juga ada pada diri Slamet Wahyudi (40). Lelaki yang berdomisili di wilayah Jamus, Mranggen, Demak itu, bahkan punya pengalaman tak kalah seru terkait hobinya pada kereta api. Pernah suatu ketika, jelasnya, dia mengadakan blusukan seorang diri menelusuri jalur KA nonaktif Ambarawa ke Tuntang hingga Kedungjati. Perjalanan nekat sejauh 37 km itu penuh tantangan itu, mengingat rute yang dilalui sudah 30 tahun lebih telah mati dan bekas jalur relnya banyak yang hilang bahkan ada yang tertimbun tanah. Di sepanjang perjalanan dia harus melewati hutan, hamparan sawah, perkampungan. ‘’Dari Stasiun Ambarawa, saya berangkat pukul 15.00 menuju ke Tuntang dengan berjalan kaki. Dari Ambarawa bisa di bilang perjalanan blusukan tidak menemui kendala berarti mengingat jalur rel masih ada karena dilalui KA wisata. Nah, selepas Tuntang ke arah Bringin sampai Kedungjati perjalanan baru menantang. Saat melewati kawasan hutan atau perkebunan kadang saya menemui binatang buas seperti ular, musang, biawak dan lain-lain. Begitu pula ketika melalui perkampungan suasana sudah sepi karena malam. Beberapa kali saya kesasar. Akhirnya saya tiba di Stasiun Kedungjati pukul 01.00,’’ ungkapnya. Tersebar di Daerah Selain hobi blusukan, Slamet juga suka mengoleksi pernakpernik terkait sepur seperti kalender, buku, foto bahkan bekas roda lori dan relnya pun dia punya. Khusus untuk roda lori dan rel dia beli dari tukang loak. Di Indonesia, para penggemar sepur ini jumlahnya cukup banyak dan tersebar di berbagai daerah. Mereka ada yang tergabung dalam komunitas ataupun memilih independen. Di Jakarta railfans ada yang ikut jadi anggota Indonesian Railway Preservation Society (IRPS), Gerakan Muda- Penggemar KA (GM-Marka), Komunitas Edan Sepur Indonesia, dan KRL Mania. Di Surabaya dan Malang terdapat kumpulan sejenis yakni Komunitas Peduli dan Pecinta Kereta Api (Komuter) serta RF +444. Di Jawa Tengah dan DIY tak ketinggalan bermunculan komunitas serupa antara lain Komunitas Railfans Daop Empat (KRDE) di Semarang, PJL 99 RF Soloraya di Solo, Spoorlimo di Purwokerto, Railfans Tegal (RFTG), dan Railfans Yogyakarta serta Komunitas Pramekers Joglo. Semua organisasi itu mempunyai kegiatan yang tak jauh berbeda seperti berburu foto KA, kumpul bareng, joyride, blusukan jalur mati, mengoleksi pernak-pernik berbau sepur dan sebagainya. Warna Tersendiri Khusus di Jateng keberadaan komunitas railfans ini memberikan warna tersendiri. KRDE misalnya. Komunitas penggemar sepur yang berdiri 20 Agustus 2011 dan bermarkas di Stasiun Alastua, Semarang itu mempunyai kegiatan unik terkait hobinya yakni mancing bareng sekaligus berburu foto KA di sekitar areal tambak di timur Stasiun Tawang tepatnya di Jl Ronggowarsito. Menurut Ketua Harian KRDE Pandu Wijanarko, komunitasnya rutin mengadakan mancing bersama sebulan dua kali. Anggota KRDE saat ini berjumlah 125 orang di Facebook dan yang rutin bersua setiap malam minggu sekitar 10-20 orang. Mereka terdiri atas bermacam latar belakang, usia, pendidikan, dan domisili. Anggota termuda anak SMP dan tertua guru serta tentara. Di Solo organisasi serupa juga punya kiprah tersendiri. Komunitas PJL 99 RF Soloraya begitu sebutannya. Dikatakan PJL 99 karena diambil dari nama pos jaga perlintasan di sebelah barat Stasiun Purwosari yang menjadi basecamp. Menurut Ketua Komunitas PJL 99 RF Soloraya Asmani Lukito (27), organisasinya berdiri 14 Februari 2009 dan saat ini anggotanya berjumlah 246 orang. Adapun slogannya Satu Sepur Sejuta Sedulur. Komunitas penggemar sepur lainnya ada di Purwokerto. Namanya Spoorlimo. Cukup unik sebutannya. Ketua Spoorlimo Boris Indracahya Mokhamad (21) menjelaskan, Spoorlimo berdiri pada 8 Juni 2009 dan berasal dari kata Spoordalam bahasa Belanda yang artinya rel dan Lima dalam bahasa Jawa artinya lima. Saat ini anggotanya sekitar 200-an orang Maknanya adalah komunitas yang secara wilayah, organisasi, dan kegiatan masuk dalam Daop 5 Purwokerto. Organisasinya pernah mengadakan kunjungan ke Dipo Lokomotif dalam rangka edukasi perkeretaapian buat penggemar pemula, penanaman pohon di areal stasiun yang gersang yakni Sikampuh, dan sosialisasi keselamatan di perlintasan KA. ”Dengan kegiatan tersebut kami ingin memberikan sumbangsih nyata bagi masyarakat walau skalanya kecil.” (Noviar Yudho Prasetyo-90)

TV ONLINE

Video Hari ini

Tidak tersedia

Streaming Islami

Alternatif Streaming :

Insyaflah Sebelum Ajal Tiba ~ Habib Thohir bin Abdullah Al-Kaff

[youtube http://www.youtube.com/watch?v=3UhLYmCUsH8?feature=player_embedded&w=340&h=150]